Akankah YouTube Menjadi Google Berikutnya?

Pada konferensi Web 2.0 baru-baru ini, Gubernur San Francisco, Gavin Newson mengatakan kalau salah satu alasan mengapa dunia tidak lagi sama seperti sebelumnya adalah YouTube. Menurutnya, entah baik atau buruk, kita akan selalu terekam dalam video. Semua pembicaraan, baik penting ataupun tidak akan direkam dan tayangan videonya tersedia pada YouTube. Dengan adanya YouTube, kita sekarang telah memasuki abad transparansi. Hampir tidak ada hal yang bisa disembunyikan dari masyarakat luas.

"Anything that can be a video will be a video"

Cerita Anak 9 tahun Dengan YouTube

Pada acara tersebut, Ian Kennedy, salah seorang kepala Innovation Service Nokia mengatakan kalau anaknya mencari segala informasi melalui YouTube. Kapan pun, butuh informasi, anaknya tinggal mengetik kata kunci pada YouTube dan tinggal menonton videonya, anaknya tidak pernah menggunakan Google, tidak pernah mengunjungi situs lain dan pengetahuannya tentang dunia web hanya terbatas pada YouTube.

Memang, mirip dengan search engine lain, YouTube juga tidak sempurna. Secara umum, topik-topik tidak lazim seperti "astrophysic" tidak ditemukan dengan mudah. Ada beberapa hal lain yang walaupun umum, juga tidak ditemukan dengan mudah misalnya: "George Washington" dan "Chicken Noodle Soup". Tapi, ada hal-hal spesifik lain yang muncul dengan mudah seperti serial anime "Bakugan", "Donkey (dari Shrek)" dan "Lance Wataru (karakter Pokemon)".

Bisakah Semuanya Dijadikan video?

Apabila video terus berkembang, bisakah video menggantikan dominasi teks di web suatu saat? Tampaknya tidak. Alasan utama mengapa teks mendominasi web sekarang ini adalah karena "Hyperlink" (pautan). Menghubungkan berbagai halaman web melalui pautan adalah hal yang memungkinkan terbentuknya web. Menampilkan pautan dalam video akan lebih sulit. Bukan tidak mungkin, tapi memasukkan teks ke dalam video tidak akan tampak elegan. Selain itu, tidak semua hal akan menjadi lebih efektif apabila disampaikan dengan video. Contohnya sebuah karya tulis atau hasil penelitian akan lebih sulit untuk diikuti jika menggunakan video dari pada teks.

Tetapi, keadaan sekarang tetap saja berubah sedikit demi sedikit. Video kamera dan broadband sudah berharga lebih terjangkau sehingga banyak informasi yang apabila memungkinkan akan dikonversikan ke dalam bentuk video. Hasilnya adalah YouTube yang menjadi search engine kedua terbesar dunia hari ini.

Generasi YouTube

Apabila berbicara tentang bagaimana anak-anak bertumbuh dan belajar tentang dunia tentu saja tidak lepas dari perkembangan teknologi. Pada bagian awal abad 20, orang bertumbuh dengan membaca buku dan koran. Tetapi pada sekitar tahun 1960an - 1990an, generasi muda sudah bertumbuh besar dengan televisi dan film. Perubahan terakhir ketika memasuki abad 21 adalah internet dan setelah 8 tahun memasuki abad baru ini, tampaknya generasi baru mulai tercipta kembali, yaitu generasi "video web".

Anak-anak tidak lagi mempelajari dunia melalui bacaan teks. Seperti generasi televisi, mereka menyerap dunia melaui indra visual. Tetapi, ada satu perbedaan besar di antara keduanya. Televisi bersifat lebih terprogram dan tidak fleksibel sedangkan, YouTube menyajikan konten sesuai permintaan. Anak-anak bisa mencari apapun yang mereka butuh dan kapanpun. Ini adalah perbedaan yang sangat mencolok.

Memang model YouTube saat ini masih bisa dibilang mentah dan menjurus ke arah hiburan. Tetapi, coba bayangkan video online 5 tahun ke depan, diberikan kepada anak-anak di mana hiburan, permainan, pendidikan, wisata digabung dan disampaikan melalui saluran yang bisa diakses dengan mudah. Hal ini yang akan membawa perubaha besar bagi internet dan dunia.

1 Response
  1. Anonim Says:

    ok.sesuk kita buat search engine yg lebih ampuh ketimbang google